sebenarnya hari ini saya harus belajar untuk MID besok, tapi yang namanya SAYA pasti gak bisa nahan tangan saya yang gatal mo ngotakngatik sesuatu . jadi deh open-open netbook dan eh malah keterusan posting-postingan. karena saya orangnya baek *janganpercaya* saya kasih contoh laporan praktikum kimiaku bulan Januari 2013 di SMAN 1 Segeri yang setia banget di dalam folder tugasku. ini juga buat nambah pahala bantuin kamukamu yang ribet *bercanda*. Semoga bermanfaat . cekidot :)
Judul Praktikum: Penentuan pH
Larutan
Tujuan
Praktikum: Menentukan pH
berbagai larutan dengan larutan indikator, indikator universal dan pH meter.
Landasan
Teori:
Untuk mengetahui sifat asam dan basa
dari larutan dapat dilakukan dengan menggunakan indikator asam basa dan pH
meter. Indikator asam basa adalah zat yang mengandung suatu zat yang dapat
menunjukkan warna yang berbeda pada lingkungan asam maupun basa. Beberapa
indikator asam basa yang biasa digunakan antara lain:
1. Kertas Lakmus
Sifat asam atau basa
suatu larutan dapat juga diidentifikasi menggunakan kertas lakmus. Ada dua
jenis kertas lakmus yaitu:
a. Kertas lakmus warna
biru. Di dalam larutan asam, warna kertas berubah menjadi merah, sedangkan di
dalam larutan netral atau basa, warna kertas tidak berubah (tetap biru).
b. Kertas lakmus warna
merah. Di dalam larutan basa, warna kertas berubah menjadi biru, sedangkan di
dalam larutan netral atau asam, warna kertas tidak berubah (tetap merah).
2. Fenolftalein
Fenolftalein merupakan
indikator lain yang biasa digunakan. Hingga beberapa tahun yang lalu, fenolftalein digunakan sebagai zat
aktif pada obat pencahar. Fenolftalein jernih dan
tidak berwarna di dalam larutan asam dan akan berwarna merah muda di dalam
larutan basa. Indikator ini biasanya digunakan dalam proses titrasi, yaitu proses penentuan
konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui berdasarkan reaksi dengan basa
atau asam yang telah diketahui konsentrasinya.
Indikator Phenol
phtalein dibuat dengan cara kondensasi anhidrida ftalein (asam ftalat) dengan
fenol. Trayek pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna
merah muda dalam larutan basa.
3. Metil merah
Metil Merah (Methyl Red ) adalah
senyawa organik yang memiliki rumus kimia C15H15N3O2, senyawa ini banyak
dipakai untuk indikator titrasi asam basa. Indikator ini berwarna merah pada pH
dibawah 4.4 dan berwarna kuning diatas 6.2. Warna transisinya menghasilkan
warna orange.
4. Methyl Orange (MO).
Indikator MO merupakan indikator
asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna jingga dalam
suasana basa, dengan trayek pH 3,1 – 4,4.Pada kasus jingga metil, pada setengah
tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada
pH 3.7 – mendekati netral.
5. Brom Timol Blue (BTB)
Indikator BTB atau brom timol biru dalam larutan asam berwarna kuning dan
dalam larutan basa berwarna biru. Warna dalam keadaan asam disebut warna asam
dan warna dalam keadaan basa disebut warna basa. Trayek pH pada 6,0 – 7,6.
Larutan indikator
yang sering digunakan adalah fenoftalein (PP), metil merah (MM), metil jingg
(MJ), dan bromtimol biru (BTB). Larutan indikator biasa digunakan dalam
laboratorium untuk titrasi larutan. Penggunaan larutan indikator pada titrasi
larutan harus dengan ketelitian pengamatan yang tinggi karena terkadang
perubahan warnanya hanya dengan 0,1 mL.
Asam Basa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
|
Trayek perubahan warna dari beberapa
indikator
Indikator
|
pH
|
Warna
|
Lakmus
MM
MO
BTB
PP
|
5,5
– 8,0
4,2
– 6,3
2,9
– 4,0
6,0
– 7,6
8,3
– 10,0
|
Merah
– Biru
Merah
– Kuning
Merah
– Kuning
Kuning
– Biru
Tak
Berwarna – Merah
|
Konsentrasi ion
[H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat rendah tetapi sangat menentukan
sifat – sifat dari larutan terutama, larutan dalam air. Menurut Sorensen , Ph
merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dan dirumuskan sebagai berikut :
pH = – log [H+]
Dengan analogi
yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam larutan dapat digunakan
rumusan harga Poh:
pOH = – log [OH-]
Dalam keadaan kesetimbangan air terdapat tetapankesetimbangan :
Kw = [H+] [OH-]
Jadi dengan menggunaan konsep – log = p ,maka :
- Log Kw = – log [H+] [OH-]
- Log Kw ={ – log [H+]} + {- log [OH-]}
pKw = pH + Poh
- Log Kw ={ – log [H+]} + {- log [OH-]}
pKw = pH + Poh
Ph adalah suatu parameter yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7, larutan
basa mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.
Asam
adalah suatu bahan yang apabila dilarutkan di dalam air, menghasilkan ion H+
(ion hidrogen). Basa
adalah suatu bahan yang apabila dilarutkan di dalam air, menghasilkan ion OH-
(ion hidroksida).
Beberapa sifat asam yang dapat diamati di sekeliling kita, antara lain :
1. Berasa masam
2. Terasa sangat pedih bila terkena kulit (korosif)
3. Bereaksi dengan logam-logam, menghasilkan gas hidrogen
4. Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus biru menjadi merah
Beberapa sifat basa yang dapat diamati di sekeliling kita, antara lain :
1. Berasa
2. Terasa licin di kulit
3. Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubah lakmus merah menjadi biru
4. Bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air
Alat
dan Bahan:
a. Pipet tetes
b. Pelat tetes
c. Gelas kimia
d. Pita indikator
universal
e. Larutan indikator PP
dan BTB
f.
pH
meter
g. Larutan asam cuka
h. Larutan jeruk nipis
i.
Larutan
belimbing wulu
j.
Larutan
deterjen
k. Larutan garam
l.
Larutan
kapur
m. Larutan urea
n. Air mineral (akua)
Cara
Kerja:
1. pH meter
·
Siapkan
masing-masing 5 gelas kimia isi dengan 5 ml air mineral dan 5 ml larutan yang
tersedia (larutan asam cuka, jeruk nipis, belimbing wulu, deterjen, garam,
kapur, urea, dan air mineral)!
·
Celupkan
pH meter ke dalam larutan dan catat pHnya!
2. Indikator Kertas
Universal
·
Ambil
kertas indikator unuversal celupkan pada larutan yang diuji (larutan asam cuka,
jeruk nipis, belimbing wulu, deterjen, garam, kapur, urea, dan air mineral)!
·
Letakkan
dan cocokan di pita warna pH!
·
Amati
dan catat hasilnya!
3. Indikator BTB, dan
PP.
· Ambil plat tetes dan
isilah dengan kedelapan larutan di atas (larutan asam cuka, jeruk nipis,
belimbing wulu, deterjen, garam, kapur, urea, dan air mineral)
masing-masing sebanyak 2 tetes!
· Tetesi larutan di
atas masing-masing dengan indikator sebanyak 1 tetes, amati dan catat hasilnya!
Data
Pengamatan:
1.
Indikator
kertas universal dan pH meter.
Bahan yang diuji
|
pH
|
||
Indikator universal
|
pH meter
|
keterangan
|
|
Asam cuka
|
3
|
1,91
|
Asam
|
Jeruk nipis
|
3
|
1,81
|
Asam
|
Belimbing wulu
|
2
|
1,13
|
Asam
|
Deterjen
|
10
|
10,81
|
Basa
|
Garam
|
5
|
6,75
|
Asam
|
Kapur
|
4
|
5,84
|
Asam
|
Urea
|
4
|
7,77
|
Basa
|
Air mineral
|
4
|
6,28
|
Asam
|
2.
Indikator
PP dan BTB
Bahan yang diuji
|
Warna
|
pH
|
Ket.
|
|
PP
|
BTB
|
|||
Asam cuka
|
Tak berwarna
|
Bening kekuningan
|
6,0 – 8,3
|
Asam
|
Jeruk nipis
|
Tak berwarna
|
Bening kekuningan
|
6,0 – 8,3
|
Asam
|
Belimbing wulu
|
Tak berwarna
|
Bening kekuningan
|
6,0 – 8,3
|
Asam
|
Deterjen
|
Ungu
|
Biru
|
7,6 – 10,0
|
Basa
|
Garam
|
Tak berwarna
|
Bening kekuningan
|
6,0 – 8,3
|
Asam
|
Kapur
|
Tak berwarna
|
Bening kekuningan
|
6,0 – 8,3
|
Asam
|
Urea
|
Tak berwarna
|
Bening kekuningan
|
6,0 – 8,3
|
Asam
|
Air mineral
|
Tak berwarna
|
Biru
|
7,6 – 10,0
|
Basa
|
Analisis
Data:
1.
Manakah dari senyawa tersebut yang mempunyai
pH lebih besar?
►
Senyawa yang mempunyai pH lebih besar adalah deterjen dengan pH 10,81
(pH meter) dan 7,6 – 10,0 (indikator PP dan BTB)
2.
Kelompokkan senyawa tersebut dalam
kelompok asam, basa, dan netral!
►
ASAM
|
BASA
|
NETRAL
|
Asam Cuka
Jeruk Nipis
Belimbing
Wulu
Garam
Kapur
Urea
|
Deterjen
Air mineral
Urea
|
-
|
Hasil
pengamatan dan analisis data di atas tidak maksimal dan kurang memuaskan
dikarenakan bahan yang digunakan berkualitas kurang baik.
Kesimpulan:
Sifat asam atau basa
ditentukan oleh skala pH seperti berikut:
·
Larutan
dengan pH < 7 bersifat asam.
·
Larutan
dengan pH = 7 bersifat netral.
·
Larutan
dengan pH > 7 bersifat basa.
Semakin
kecil nilai pH, maka zat tersebut semakin bersifat asam. Sedangkan semakin
besar nilai pH suatu zat, maka zat tersebut semakin bersifat basa.
1. Indikator
BTB dan PP.
Suatu larutan asam maupun basa juga
dapat diketahui dengan menggunakan larutan indikator BTB dan PP.
Dengan cara tersebut, kelompok kami
dapat mengetahui perkiraan pH masing-masing larutan dan sifatnya yakni:
a. Asam cuka memiliki
perkiraan pH 6,0 – 8,3 dan merupakan larutan yang bersifat asam
b. Jeruk nipis memiliki
perkiraan pH 6,0 – 8,3 dan merupakan larutan yang bersifat asam
c. Belimbing wulu
memiliki perkiraan pH 6,0 – 8,3 dan merupakan larutan yang bersifat asam
d. Deterjen memiliki
perkiraan pH 7,6 – 10,0 dan merupakan larutan yang bersifat basa
e. Garam memiliki
perkiraan pH 6,0 – 8,3 dan merupakan larutan yang bersifat asam
f.
Kapur
memiliki perkiraan pH 6,0 – 8,3 dan merupakan larutan yang bersifat asam
g. Urea memiliki
perkiraan pH 6,0 – 8,3 dan merupakan larutan yang bersifat asam
h. Air mineral memiliki
perkiraan pH 7,6 – 10,0 dan merupakan larutan yang bersifat basa
2. Indikator
Kertas Universal
Kertas indikator ini memiliki
keakuratan yang lebih baik dibandingkan indikator-indikator lainnya. Kertas ini
memiliki 4 warna yang berfungsi untuk mencari pH larutan. Cara kerjanya adalah
dengan mencelupkan kertas ini ke larutan yang akan dihitung pH nya. Kemudian
warna pada kertas ini akan berubah dan selanjutnya kita harus mencocokkannya
dengan warna pH tertentu.Setiap nilai pH memiliki warna yang berbeda-beda.
Dari percobaan kami, kita dapat
mengetahui pH larutan yang kami uji dan sifatnya, yaitu:
a. Asam cuka memiliki pH
3 dan bersifat asam
b. Jeruk nipis memiliki
pH 3 dan bersifat asam
c. Belimbing wulu
memiliki pH 2 dan bersifat asam
d. Deterjen memiliki pH
10 dan bersifat basa
e. Garam memiliki pH 5
dan bersifat asam
f.
Kapur
memiliki pH 4 dan bersifat asam
g. Urea memiliki pH 4
dan bersifat asam
h. Air mineral memiliki
pH 4 dan bersifat asam
Dalam
penelitian ini kami mendapatkan suatu masalah yaitu urea yang seharusnya
bersifat basa malah bersifat asam dikarenakan alat pH meter yang sudah
digunakan untuk mengukur bahan asam duganakan lagi untuk mengukur urea sehingga
pHnya tercampur. Begitu pula dengan air yang seharusnya bersifat netral malah
bersifat asam. Hal ini disebabkan air yang digunakan kurang baik sehingga
indikator universal yang digunakan hasilnya kurang baik. Kapur juga demikian,
seharusnya bersifat basa malah bersifat asam yang dikarenakan oleh alat dan
kapur yang berkualitas kurang baik.